Senin, 03 Oktober 2011

UMK Rendah Picu Urbanisasi

Sunday, 02 October 2011
SEMARANG– Rendahnya nominal upah minimum kabupaten/ kota (UMK) di Jawa Tengah dapat memicu laju urbanisasi ke daerah lain yang memiliki nilai UMK lebih tinggi.

”Kondisi upah di JawaT engah jauh tertinggal dengan upah di daerah lain.Sebut saja Provinsi DKI Jakarta yang mengalami peningkatan 15,38 persen,yaitu dari Rp1.118.009 tahun 2010 menjadi Rp1.290.000 pada 2011. Jadi wajar kalau banyak penduduk Jawa Tengah lebih tertarik merantau ke daerah lain karena di sana pekerjaan yang sama mendapatkan upah yang lebih tinggi,”kata Ketua Divisi Informasi dan Dokumentasi Yayasan Wahyu Sosial (Yawas) Jateng Siti Qomariah,kemarin.

Bahkan,ungkap dia,dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah di 2011 ini,hanya lima daerah yang UMK-nya mencapai 100% kebutuhan hidup layak (KHL), yakni Kota Semarang (Rp961.323), Salatiga (Rp843.469), Kabupaten Boyolali (Rp800.500), Sukoharjo (Rp790.500), dan Klaten (Rp766.022). Untuk 2012, dia juga memperkirakan tidak ada perubahan yang berarti. Dia mencontohkan, pengusuluan UMK 2012 Kota Semarang, hanya mampu ”mendongkrak” upah 2,14% dari Rp961.323 menjadi Rp991.000.

Jumlah itu jauh dari usulan serikat pekerja yang mematok upah Rp1.419.498 dengan memasukan penghitungan inflasi 2012 sebesar 5%. Pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang Suharnomo berpendapat, perlu adanya kerja sama langsung antara serikat pekerja dengan pihak pengusaha dalam survei KHL di masing-masing daerah, sesuaikatagoriyangditentukan. amin fauzi

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar